Kita memilih berteman dengan kesibukan karena ada luka yang ingin kita sembuhkan. Waktu membuat kita percaya bahwa dia mampu menyembuhkan kita, padahal kita yang perlahan terbiasa dengan keadaan, terbiasa akan kehilangan.
Kesibukan bersifat sementara karena ketika kembali ke kesepian, kembali merebahkan badan maka disitu ruang kosong kembali mengantarkan ingatan yang susah payahnya kita anggap telah sembuh.
Bahwa waktu tidak mengobati apapun, tetapi dia hanya mengatur ulang ingatan.
Waktu dan sibuk belum mampu aku kalahkan. Aku hanya berpura-pura.
Oleh : Ajeng Dwi Nurani